21

Tangannya, bila ku sentuh, tidaklah semulus tangan S yang pernah aku genggam dahulu. Sedikit kasar di kiri ruas pertama jari tengahnya, mungkin terlalu banyak menulis, bergelumang derai-derai kapur, kadang kala tersisa dakwat pen. 
   
Tapi dia yakin, seolah tiada apa yang menghalang, laju geraknya menggenggam tanganku, sewaktu aku keluar dari rumah.
   
Senyumnya, sudah cukup untuk buat aku membalas rapat genggaman jarinya buat kali pertama.

No comments:

Post a Comment